La Tahzan, Innallaha Ma'ana
Juni 06, 2020
"Jangan berduka cita, Alloh beserta kita".
Okey setelah sekian lama, dan segelintir kesedihan yang menimpa. Dan beberapa perilaku yang tak seharusnya menggerutu terhadap air mata yang tak kunjung mereda. Dan lagi, untuk beberapa orang yang bersedih atas apa yang aku perbuat atasnya. Semoga dimaafkan, dikembalikan tersenyum dan melupakan atas sedih dan luka yang kuperbuat untuknya.
Kembali memantapkan diri untuk menulis lagi. memutar kata kembali, menjerumuskan diri menjadi orang sok bijaksana kembali. Menjadi orang paling terluka lagi, dan selalu ingin dilihat seperti orang baik saja. Padahal tentu saja, bodoh dan tidak baik pada dasarnya.
Hidup tak bisa kita terka, apa yang ada di masa akan datang. Kesedihan, kemalangan, kehilangan, kebahagiaan, kemujuran, keterpurukan, dan banyak lagi. Sampai di satu titik; pemikiran, hati, dan raga tidak bisa selaras. Seperti satu bagian menginginkan ini tapi yang lain menolaknya, begitupun sebaliknya.
Jangan bersedih, tapi mau bagaimanapun kau harus menangis, meneteskan air mata untuk memanjatkan doa. Menyelaraskan luka yang kau rasa, memadatkan pedih hingga melulu jadi sakit yang menganga. Jangan selalu merasa tegar, Tuhan-pun tahu apa yang kau rasa, apa yang kau derita. Tuhan-pun tahu apa yang akan kau rasa beberapa hari kedepan, hingga ber-milyar tahun yang akan datang.
Tapi, hidup tak akan melulu soal kesedihan, tak terus menerus dengan banyaknya pemikiran tidak baik akan diri sendiri. Dan kau harus menghadapinya, mencengkram kembali tanah yang pijakannya sudah entah. Perlahan menarik kembali walau melalui akar-akar kecil yang mampu membantu kita untuk memanjat apa itu bahagia. Hingga pada akhirnya kau akan merasa kesedihan hanya akan melewatimu begitu saja. Bagai daun yang gugur dari pohonnya, lalu pohon pun merelakannya. Hingga kau tahu bahwa kesedihan adalah bagian hidupmu juga. Bahwa tangismu adalah perjalanan menuju bahagia pada akhirnya.
Orang-orang terdahulu-pun pernah ditimpa kesedihan, bahkan sahabat Nabi sekalipun mengalami kesedihan dan bermurung duka cita. Hingga Alloh berfirman di surat At-Taubah.
لَا تَحْزَنْ إنَّ اللَّهَ مَعَنَا
“Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Alloh beserta kita” (QS. At Taubah: 40)
https://rumaysho.com/2393-sedih-yang-tercela-dan-terpuji.html
Padahal cobaan yang ditimpakan atas mereka melebihi apa yang kalian rasa saat ini. Padahal derita mereka lebih menderita dari apa yang kita hadapi saat ini.https://rumaysho.com/2393-sedih-yang-tercela-dan-terpuji.html
Percayalah Tuhan akan selalu bersama orang yang selalu mengingat-Nya. Dan Tuhan selalu memberi lebih banyak nikmat yang tak terhingga, namun kalian malah terperosok lupa hanya pada satu dua kesedihan saja. Padahal Ia maha pembuat rencana terbaik untuk kita.
Di akhir kalimat, berbanggalah dan berbahagialah setidaknya kalian masih memiliki apa yang kalian miliki saat ini, entah apapun itu. Entah keluarga, harta, maupun cinta, bahkan setitik sehat di hari yang banyak ditimpa wabah penyakit. Dinikmati, disyukuri, dan jangan lupa untuk selalu berdoa atas apa yang mendera. Semoga lekas sembuh segala luka, semoga lekas membaik segala murka, semoga lekas bahagia.
Semoga bermanfaat.
Terima kasih.
0 komentar